Oleh Martin McLaughlin dan David North
16 Februari 1999
Semua yang bertanggung-jawab atas pengeboman Irak telah menulis
sebuah bab yang memalukan dalam sejarah Amerika. Ratusan orang
Irak, lelaki, wanita dan anak-anak telah menjadi korban atau menjadi
cacat karena bom-bom dan misil-misil penjelajah Amerika. Hitungan
korban dari serangan udara itu akanlah meningkat. Pentagon pun
telah memperkirakan bahwa lebih dari 10.000 orang akan menjadi
korban dalam serangan dengan kekuatan sedang, jangankan serangan
kekuatan penuh seperti yang dilancarkan tanggal 16 Desember.
Mengesampingkan sejenak tujuan-tujuan reaksioner pemerintah
Clinton, perbedaan yang mencolok antara kekuatan Amerika Serikat
dan kekuatan Irak membuat aksi-aksi Pentagon seperti sebuah mimpi
buruk dan berciri kriminal. Perkembangan di Timur Tengah sekarang
mirip bukannya sebuah perang, melainkan sebuah hukuman mati. Tetapi
dalam situasi ini, korbannya bukanlah seseorang yang terikat tanpa
harapan ke sebuah kursi listrik, melainkan penduduk tak bersenjata
sebuah negara yang tidak mempunyai pertahanan.
Gedung Putih, Pentagon dan Konggress, dan tentu saja media
massa, menyanyikan himne-himne untuk memuji para "lelaki
dan wanita kita yang gagah berani di Teluk Persia". Dalam
kenyataannya, setiap orang Amerika seharusnya merasa sangat malu
atas apa yang harus dilaksanakan oleh para "pahlawan"
ini di atas nama Amerika Serikat. "Kepahlawanan" paling
sedikit melibatkan unsur bahaya. "Pahlawan" bukanlah
orang-orang yang ingin membunuh, melainkan yang bersedia berkorban.
Berdasarkan definisi ini, orang-orang di Baghdad lebih pantas
mendapat penghormatan dan pujian daripada orang-orang yang menyengsarakan
mereka dari dalam keamanan relatif mesin-mesin pembunuh massa
itu.
Tidaklah banyak unsur keberanian yang terlibat dalam memijat
tombol untuk meluncurkan sebuah misil penjelajah, dari atas sebuah
kapal perang di Teluk Persia atau sebuah pengebom B-52 1,000 mil
jauhnya dari Baghdad.
Di tahun 1991 tentara-tentara Amerika di Perang Teluk Persia
menghadapi risiko kematian yang lebih rendah dari rekan-rekan
mereka di rumah. Lebih banyak yang menjadi korban kecelakaan lalu-lintas
daripada dari senjata-senjata Irak. Dalam tujuh tahun terakhir,
risiko yang dihadapi serdadu militer Amerika telah dikurangi lebih
jauh. Persenjataan Amerika Serikat telah ditingkatkan dan pertahanan-pertahanan
Irak telah kurang-lebih dihancurkan. Lebih dari itu, pilot-pilot
Amerika dituntun ke target-target mereka oleh intelijen yang diberikan
oleh para inspektur senjata PBB dan satelit-satelit mata-mata
yang telah memeriksa Irak secara terus-menerus selama delapan
tahun yang terakhir.
Bagi para komandan yang mengepalai operasi kotor ini, sejarah
akanlah mengadili mereka dalam cara yang sama seperti para bajingan
yang mengawasi pemusnahan para Indian di tahun-tahun 1870an dan
1880an. Sebanyak ini yang pasti: 50 tahun dari sekarang tidak
ada orang yang bakal membuat film seperti Patton, The Longest
Day atau Saving Pvt. Ryan tentang perbuatan-perbuatan
mereka.
Kita tidaklah perlu bersetuju dengan politik komandan-komandan
era Perang Dunia Kedua seperti Eisenhower, Bradley, Patton dan
Nimitz untuk mengatakan bahwa mereka, paling tidak, memimpin tentara-tentara
mereka menghadapi musuh yang mempunyai kemampuan untuk menembak
balik. Jendral-jendral sekarang adalah bukan lain daripada birokrat-birokrat
pembunuhan massa, yang naik ke tingkat atas hirarki Pentagon,
memegang jabatan di atas memberikan perintah untuk pemusnahan
orang-orang yang tak berdaya, kemudian pensiun ke posisi-posisi
yang bergaji tinggi dalam dewan-dewan direksi perusahaan-perusahaan
besar atau menjadi "konsultan-konsultan" untuk stasiun-stasiun
TV dalam serangan udara AS yang berikutnya.
Kengerian Perang Dunia Kedua menimbulkan gambaran-gambaran
yang mempengaruhi secara mendalam kesadaran politis beberapa generasi.
Selain dari yang ditimbulkan oleh pembukaan kamp-kamp kematian
Nazi, gambaran-gambaran yang sangat tak dapat dilupakan adalah
dari penghujanan bom atas populasi-populasi yang tidak mempunyai
pertahanan oleh Luftwaffe Jerman-dari atas Warsaw, Rotterdam
dan yang paling terkenal desa Basque Guernica. Kejahatan yang
terakhir ini adalah yang di atas kanvas Picasso menjadi sebuah
ekspresi kemarahan terhadap ketidakmanusiaan fasisme yang terkenal.
Sekalipun sebagian besar AS telah terkecualikan dari kekejaman
pertempuran darat Perang Dunia Kedua, kejadian yang membawa Amerika
ke dalam perang-pengeboman Pearl Harbor-membangkitkan pendapat
umum secara mendalam. Hanya ada sedikit keraguan dari sudut sejarah
bahwa Pemerintahan Roosevelt secara ahli memanuver pemerintah
Jepang ke dalam posisi di mana mereka tidak mempunyai pilihan
lain kecuali memulai perang dengan AS. Tetapi cara Jepang memulai
permusuhan-mengebom Pearl Harbor tanpa peringatan-membuat jutaan
orang marah. Dalam dekade-dekade berikutnya, kata-kata "sneak
attack" menjadi sinonim dengan aksi kejahatan yang paling
hina. Hampir 20 tahun setelah akhir Perang Dunia Kedua, pada tahun
1962, dalam krisis misil itu, antara alasan yang diberikan oleh
Robert Kennedy untuk tidak menyerang Kuba adalah bahwa operasi
seperti itu akan memerlukan "sneak attack" yang akan
menjelekkan reputasi Amerika dalam sejarah.
Tetapi di tahun 1998 pemerintah AS-tanpa kekhawatiran sedikitpun
akan keberatan rakyat-menyatakan secara terbuka bahwa pemboman
Irak dimulai tanpa peringatan, apalagi pernyataan perang resmi.
Tidak ada negara lain yang menamakan diri "demokratis"
yang memiliki ekspresi politis yang sangat terbatas seperti ini.
Resolusi yang mengijinkan serangan itu disahkan oleh Majelis Rendah
parlemen dengan hanya lima suara tak setuju.
Media massa-televisi, koran dan radio-merupakan bagian utuh
dari mesin perang AS. Tidak ada sedikitpun usaha serius untuk
mengevaluasi dampak dari serangan-serangan udara atau menyampaikan
ke rakyat Amerika kenyataan perang moderen yang mengerikan itu.
Media massa hanya mengulangi propaganda Pentagon yang paling mentah,
menggambarkan sebuah perang yang antiseptik, bebas risiko di mana
ribuan bom dan misil bisa menggempur Irak dengan hanya beberapa
dosin orang menjadi korban.
Jumlah korban di negara yang terpukul keras dan kelaparan itu
hanya dapat diperkirakan dengan ledakan yang menghancurkan kedutaan
besar AS di Kenya. Jika sebuah bom sederhana yang beratnya kurang
lebih sama dengan sebuah misil penjelajah AS dapat membunuh hampir
300 orang, apakah yang akan menjadi hasil ribuan bom seperti itu
menghantam Baghdad, sebuah metropolis seukuran Chicago?
Serangan gencar pemerintahan Clinton terhadap Irak memanfaatkan
kebingungan politis yang meliputi kaum buruh, menggunakan sentimen-sentimen
patriotis yang naif dan kekhawatiran akan anak-anak yang menjadi
anggota angkatan bersenjata, sebagian besar karena kekurangan
luangan ekonomi.
Tetapi Gedung Putih dan Pentagon menyadari besarnya reservoir
potensi oposisi terhadap sebuah Perang Teluk baru. Mereka telah
mempelajari hal ini dari bulan Februari, di tengah sebuah latihan
untuk serangan yang sekarang, di mana jurubicara pemerintah dicela
dalam sebuah forum umum tentang krisis Irak di Universitas Negara
Ohio. Keputusan berikutnya untuk mengadakan serangan tanpa peringatan
atau persiapan yang panjang di media massa, diambil, bukannya
untuk mendapatkan kejutan taktis di Irak, tetapi untuk memberi
rakyat Amerika sebuah fait accompli (kenyataan yang tidak
dapat dirubah).
Tidak ada bohongan yang terlalu besar, tidak ada penerangan
yang terlalu mustahil untuk media massa Amerika. Ketidak-cocokan
dalam cerita resmi meningkat dari hari ke hari. Ketika Clinton
mengumumkan serangan-serangan itu, dia mengatakan bahwa targetnya
adalah "senjata penghancuran massa" Irak-nuklir, kimia
dan biologi, yang merupakan dongengan. Tetapi para jurubicara
AS sekarang mengakui bahwa tidak ada satupun fasilitas seperti
itu yang telah terpukul oleh pesawat-pesawat pembom dan misil
penjelajah AS. Alasan yang diberikan Pentagon-sebuah bohongan
besar-adalah kekhawatiran bahwa pelepasan unsur-unsur kimia dan
biologi akan membunuh rakyat Irak. Alasan yang sebenarnya adalah
tidak ada fasilitas produksi senjata atau gudang-gudang senjata,
dan angkatan bersenjata AS tidak akan membuang sia-sia bom dan
misil-misil untuk menghancurkan fasilitas yang tidak nyata.
Target-target yang sebenarnya adalah asset-asset militer biasa
milik Irak-tentara, tank-tank, senjata-senjata anti serangan udara-dan
infrastruktur industrinya. Apa yang digambarkan oleh Pentagon
sebagai "kemampuan" untuk memproduksi senjata-senjata
kimia dan biologi adalah pabrik-pabrik bir, susu, pestisida dan
lainnya yang terlibat dalam pemrosesan makanan atau pembuatan
bahan kimia, yang normal dalam masyarakat berindustri di mana
saja.
Saat di mana kebenaran tentang sifat perang AS dengan Irak
muncul, gelombang reaksi akan dirasakan di Amerika Serikat.